I Don't Think So

OOC: Open for all, sore setelah We're New.

-------------------------------

Luna menyusuri pinggir danau, mencoba untuk melakukan lemparan batu yang memantul. Tapi sayang, lemparan Luna sekali lempar langsung tenggelam. Apa daya. Oh, sepi sekali disini.

Luna meraih buku Aerial dari Indonesia itu. Penulisnya, Sitta Karina memang mempunyai buku yang sangatlah bagus. Sangat mengesankan. Bahkan Luna lebih suka buku ini daripada sekuel Twilight-New Moon-Eclipse-Breaking Dawn. Luna menghela nafas panjang..andai saja dia bisa membuat buku sebagus ini.

Luna yakin, jika buku ini ada filmnya, dia pasti akan menontonnya. Pasti. Kalau filmnya tak sebagus bukunya, dia usahakan akan menuntut sutradaranya. Kalau saja..Luna mempunyai imajinasi besar dan juga bakat menulis.

Luna memandang danau itu. Tidakkah danau bosan karena harus berada ditempat itu berabad-abad? Luna mencelupkan tangannya ke air danau yang jernih itu. Mungkin...

...kalau ia butuh refreshing dan inspirasi, dia akan pergi ke danau ini. Pemandangan ini sungguh menakjubkan. Lalu, apalagi barisan pohon disana itu. Tempat ini adalah dunia fantasi seperti di novel. Tempat ini simpelnya adalah dunia manusia.

"Un...deux..trois." gumamnya. Itu adalah bahasa prancis kalau tidak salah. Artinya adalah satu, dua, tiga. Memang sangat umum. Penulis novel Aerial bahkan punya banyak kosakata menakjubkan.

Mika-chan sedang berjalan di pinggiran danau. Ya... Ia merasa ada baiknya juga berjalan jalan di luar dan menyatu dengan alam. Selain sehat, menyegarkan juga. Apalagi untuk sore hari seperti ini. Dingin air danau yang menggigit sudah terasa, bahkan sebelum menyentuh airnya.

Mika-chan melihat taman kota yang indah. Pepohonan yang lebat namun rapi berjejer mengelilingi danau. Jalan2 setapak dari berbagai sisi danau seolah2 memusat ke danau. Bangku2 kayu yang berkilau karena air danau yang memantulkan sinar matahari. Dan danau yang kini sudah berwarna sedikit oranye.

Tak banyak orang yang terlihat di situ. Mika-chan melihat seorang pemuda yang terlihat sedang... Menggumamkan sesuatu. Ia memegang sebuah buku. Hei! Dia sedang membaca toh. Mengapa dia tidak duduk saja? Tanya Mika-chan dalam hati.

"Anu... Maaf mengganggu. Kamu tidak duduk saja?" Tanya Mika-chan pada akhirnya. Agak2 tidak jena juga Mika-chan melihat orang yang membaca sambil berdiri.

Indahnya alam ini, ingin rasanya ia berenang, tapi tentu saja tidak bisa. Matahari belum terlalu hangat karena musim panas barulah dimulai. Besok sudah sekolah saja. Aargh, aku tegang, keluh Luna dalam hati. Ckckckck...sekolah memang sampah! Selamanya mungkin aku akan benci sekolah!

Dia melihat Seika datang.

"Anu... Maaf mengganggu. Kamu tidak duduk saja?"

Hh..menanyakan hal yang sudah pasti? Luna tidak duduk karena malas. Tapi akhirnya gadis itu pun duduk tanpa suara dan keluhan. Luna sudah merencanakan bermain PS di ruang tengah, nanti. Mungkin Kingdom Hearts 2. Atau, Persona 4. Luna ingin melihat Naoto yang memang sama seperti dia: boyfaced.

Tchah! Luna merebahkan diri, lalu mulai membaca Aerialnya. "Lalu kamu, Minamika? Kenapa tidak duduk?" balas Luna datar. Coba Luna membawa kucingnya, Yuuri. Kucingnya tanpa komando akan mencakar orang yang mengganggu Luna. Luna tahu itu. Entah kenapa Yuuri secara ajaib bisa begitu.

Angin berdesir pelan dari arah hutan kecil itu, membuat aroma kayu *ceilah* tercium. Wangi sekali..kalau hari libur Luna mungkin akan mencari jamur disitu. Pasti banyak jamur yang enak. Di pesisirnya banyak pohon Sakura. Tapi musim semi kan sudah lalu. Harus bersabar sampai tahun depan.

Tapi kalau musim gugur, ia akan berjalan-jalan dihutan. Camping mungkin? Tidak janji! Aha! Camping minggu depan saja, sambil mencari jamur!

Musim dingin, dia akan bermain perang salju. Yey~ sungguh menyenangkan.

Tapi, musim panas yang terbaik. Banyak festival~ terutama fest Tanabata!

Sungguh menyenangkan disini, eh?

OOT: baru inget, fest musim panas tanabata!

Shirou pulang keluar gedung sekolah. Ia mau mencari inspirasi di danau. Mungkin tidak ada yang tahu, Shirou suka sekali menggam,bar manga di danau. Macam dewa mengelilinginya, daritadi ia selalu beruntung.

Tidak hanya di ruang memasak tadi saja, di sini juga ada mereka. "Ada baiknya kusapa kali ya ...," gumam Shirou.
"Halo gulali " kata Shirou asal. Dia suka sekali memanggil anak perempuan gulali. Dasar pleiboi

Setelah pulang dari sekolah,seperti biasa Negi akan berolahraga lari sampai malam.Itulah kebiasaannya jika sedang jenuh.

Negi mulai berlari kearah danau.Ia merasa ingin beristirahat dulu sejenak."hosh..hosh..hosh..capek..istirahat dulu ah..Lho,itu ada Mii-chan,Luna dan Shirou..Sapa mereka ah..Sekalian istirahat..Hehehe"Gumam Negi yang melihat ketiga temannya dipinggir danau."Nya~ halo semua,santai sekali ya..Lagi pada ngapain nih?" Tanya Negi pada teman-temannya sambil meminum air yang ia bawa.

Shirou langsung tidak sengaja melihat Negi berjalan.

"Nya~ halo semua,santai sekali ya..Lagi pada ngapain nih?"

"Holla Negi-chan, habis olahraga, ya?"

tanya Shirou sok manis pada negi. Ia anak yang baik, tidak seperti anak galak itu. Err ~ siapa ya namanya ? Mika kalau tidak salah

"Halo gulali "

"Aah..halo, Shirou-san." Luna membalas sapaan itu. Dia menyadari masih ada Mika disitu, lalu berdiri dan membisiki Shirou, "awas, Shirou-san, saya ngga jamin kalau Seika marah lagi..pake 'urat', dalam bahasanya."

"Nya~ halo semua,santai sekali ya..Lagi pada ngapain nih?"

"Baca novel, Negi~" kata Luna riang. Yuuri...dia sedang apa ya? Luna rindu padanya. Sangat. Tch, sayang, Luna mungkin bisa bertemu Yuuri musim di depan. Aah~ Luna memandang MIka. "Seika, tau festival Tanabata nanti diadakan kapan?"

Luna meneruskan membaca Aerialnya, sekarang duduk. Aha! Luna meraih iPodnya dan memasang lagu Decode - Paramore

"awas, Shirou-san, saya ngga jamin kalau Seika marah lagi..pake 'urat', dalam bahasanya."

"Ya, aku pikir juga begitu. Dia itu polos dan gampang marah ya ^^"

Shirou memandang Mika-chan. Lalu ia berpaling lagi melihat Luna. "Luna? Suka lagu Paramore, ya?"

Luna memang polos, rite? Tapi jelas dia tidak begitu cepat emosi. Sambil bersenandung lagu Paramore, Luna memandang lagi ke ketiga 'teman' barunya itu.

Quote :

How can I decide what's right?
When you're clouding up my mind
Can't win your losing fight all the time
Not gonna ever own what's mine
When you're always taking sides
You wont take away my pride
No not this time
Not this time

"Luna? Suka lagu Paramore, ya?"

Untung saja Luna punya semacam telinga setan. Dia mencopot headsetnya dan tersenyum. "Yaa~" katanya riang, lalu melanjutkan mendengarkan lagu favoritnya itu, um~

Quote :

How did we get here?
I use to know you so well
How did we get here?
Well, I think I know

Dia melirik ke Seika dan Negi. Well, mereka memang teman yang baik..tapi Shirou justru dia 'curiga'. Ya, semacam itu. Karena dia selalu menggoda cewek dengan kata-kata gulali, tapi bukan itu! Sesuatu yang lain..memanfaatkan?

Quote :

The truth is hiding in your eyes
And its hanging on your tongue
Just boiling in my blood,
But you think that I can't see
What kind of man that you are
If you're a man at all
Well, I will figure this one out on my own
(I'm screaming "I love you so..." But my thoughts you can't decode)

Decode. Ya, itu yang harus Luna lakukan. Mencari jalan dan menemukan jawaban, melihat jawaban dari mata Shirou.

OOT: Haduh~ Ketinggalan jauh.. Sori Inta gak nge-rep ><

"Lalu kamu, Minamika? Kenapa tidak duduk?"

"Aku.. Lebih suka memandang danau dari sini saja..." Jawab Mika-chan. Es we tee... Mika menyuruh orang duduk padahal sendirinya tidak mau duduk. Dasar bodoh.

Anak laki2 gombal yang tadi ada di rumah datang menyapa Luna. Cih, untuk apa dia ada di sini? Mika-chan hanya memberi tatapan sinis dingin pada anak-laki2-gombal-yang-kalau-tidak-salah-namanya-shirou itu. Emosi Mika-chan bisa saja meluap sewaktu2.

"Nya~ halo semua,santai sekali ya..Lagi pada ngapain nih?"

"Hei Negi! Aku sedang lihat danau ini. Warnanya bagus! Dan hei, kau habis olahraga ya? Benar2 anak yang sehat ya kau itu" Sapa Mika-chan panjang lebar. Ia senang Negi datang. Hal itu berarti, Mika-chan tidak harus berurusan dengan Shirorojonggrang di sebelahnya.

Quote :

"Hei Negi! Aku sedang lihat danau ini. Warnanya bagus! Dan hei, kau habis olahraga ya? Benar2 anak yang sehat ya kau itu" Sapa Mika-chan panjang lebar. Ia senang Negi datang. Hal itu berarti, Mika-chan tidak harus berurusan dengan Shirorojonggrang di sebelahnya.

"Kenapa?Kok waktu kamu cemberut saat ketemu Shirou?Kesel ya.."bisik Negi pada Seika.

"Kenapa?Kok waktu kamu cemberut saat ketemu Shirou?Kesel ya.."

Mika-chan mengangguk. Habis, mau bilang apa lagi? Lagipula Negi benar. Dia masih kesal pada Shirorojonggrangombal itu.

"Hei Negi, kamu bisa melukis danau itu tidak?" Tanya Mika-chan pada Negi, mengalihkan perhatian. Ia malas membicarakan Shirorojonggrangombal itu sekarang.

Hazelnut Cheeseberry wrote:

Mika-chan mengangguk. Habis, mau bilang apa lagi? Lagipula Negi benar. Dia masih kesal pada Shirorojonggrangombal itu.

"Hei Negi, kamu bisa melukis danau itu tidak?" Tanya Mika-chan pada Negi, mengalihkan perhatian. Ia malas membicarakan Shirorojonggrangombal itu sekarang.

.

"Nya?melukis??bisa sih..Tapi,gambarku nggak terlalu bagus.Hehehe"Kata Negi sambil ketawa.

OOT: @Inta: ini karna kecepetan nge-repp-nya ko..gpp~

"Hei Negi, kamu bisa melukis danau itu tidak?"

"Nya?melukis??bisa sih..Tapi,gambarku nggak terlalu bagus.Hehehe"

Luna memandang dua teman itu. Well, dia memang ketinggalan. Dia meraih tasnya dan menguprak-ngaprik sebentar lalu mendapatkan apa yang dicarinya. Well, well. Sebuah kertas komik. Diapun melanjutkan menggambarnya. Hanya sketsa kasar saja, sih.

Dia berhenti ketika dia menyadari kegiatan itu tidak terlalu mengasyikkan. Jadi ia mengeluarkan buku gambarnya sementara kertas itu dia teruh sembarangan, diatas tasnya. "Eeh." gumamnya sambil memandang danau. Diapun mengacungkan pensil kedanau, berpura-pura profesional. Padahal, dia tidak profesional sama sekali. Setelah jadi, ternyata hanya seperti danau dalam komik. Dia mengacungkan gambarnya itu ke Seika.

"Seperti ini, Seika?" tanyanya. Diapun mengeluarkan cengiran ala Yosuke Hanamura, copyright to Atlus. AHH~ "Tanabata~"

"Kenapa?Kok waktu kamu cemberut saat ketemu Shirou?Kesel ya.."bisik Negi pada Seika.

Shirou yang mendengar pembicaraan pandangannya langsung teralih. Cih, menyebalkan anak Seika itu. Hoekk.

The truth is hiding in your eyes
And its hanging on your tongue
Just boiling in my blood,
But you think that I can't see

Dengan tatapan dingin Shirou beralih kepada Luna. "Kebenaran ada di matamu. Tergantung pada lidah, dan mendidih dalam darah. Tetapi kau pikir aku tak bisa melihat. Huh, benar. Kau tahu aku memanfaatkan orang ya ?"

Tatapan shirou mulai tajam. Ia adalah anak introvert yang dalam. Ia juga mudah mengetahui perasaan orang lain.

____________

OOT : intaaaa ! enak aja aku dibilang Shirorojonggrangombal !

@^:sabar bu..

"Seperti ini, Seika?"tanyanya.


"Wah..gambarmu terlihat mengesankan. Bagus sekali!Aku jadi ingin gambar juga."Sambut Negi dengan senyum ala tuan Putri yang telah ia simpan rapat2 selama ini.
___________________________
Ceritanya,Negi itu sebenarnya adalah anak kaya raya.

OOT: @Kai: Gomeeen... >< kan cuma di RP world doangan...

"Nya?melukis??bisa sih..Tapi,gambarku nggak terlalu bagus.Hehehe"

"Ooh... Gitu ya? Tak apa kok. Pingin tanya saja. Siapa sih yang bisa menyamai bagusnya alam seperti itu?" Ujar Mika-chan, nyengir. Bisa saja Mika nyengir pada saat seperti ini. Saat seperti ini? Apa maksudnya? Separti saat dipandangi tajam dan diludahi oleh shirorojonggrangombal seperti itu tadi... Mika-chan cuek saja. Namun dalam hatinya, ia ingin menenggelamkan kepala shirorojonggrangombal ke dalam danau. Supaya tahu rasa.

"Seperti ini, Seika?"

Mika-chan menoleh ke arah Luna. Ia mendapati Luna yang mengacungkan gambar danau oranye dengan style manga. "Bagus ya..." Puji Mika-chan. Memang tidak terlalu mirip, namun sudah bagus lah.. Lihat, negi saja tersenyum dibuatnya...

"Tapi,kalau mau aku bisa saja sih..Tunggu sebentar ya.."Sahut Negi kepada Mika dan mulai membongkar tasnya untuk mengambil buku gambarnya.Tiba-tiba ada selembar foto terjatuh dari bukunya.
"Apa itu?Ah..foto ini!Uwa..kangennya..Kok bisa nyasar ke buku gambarku ya?Apa jangan2 si Nagi yang memasukannya?"Negi tersenyum ketika ia menemukan foto"itu".Entah mengapa foto itu terasa amat berharga bagi Negi.

Masalah. Masalah. Semua selalu bergantung pada satu hal: masalah.

Itu dimulai ketika tatapan dingin Shirou menatap ke Luna. "Kebenaran ada di matamu. Tergantung pada lidah, dan mendidih dalam darah. Tetapi kau pikir aku tak bisa melihat. Huh, benar. Kau tahu aku memanfaatkan orang ya ?" kata Shirou. Well, sudah ketahuan eh? Tapi sekali lagi, hanya ada satu reaksi Luna.

Tidak perduli.

“Sebenarnya, kebenaran bersembunyi di matamu, dan tergantung pada lidahmu, mendidih dalam darahku, tetapi kau pikir aku tak bisa melihat. Manusia macam apa kamu? Jika kau manusia seutuhnya…Well, aku akan mengungkapkan itu dengan usahaku sendiri,” koreksi Luna dengan tatapan dingin dan suara datar. “Mirip, kan, lagunya?”

"Wah..gambarmu terlihat mengesankan. Bagus sekali!Aku jadi ingin gambar juga." sambut Negi dengan senyuman ala tuan-putri. “Kalau begitu, menggambarlah,” kata Luna sambil tersenyum ala Yukiko Amagi copyright to Atlus. Bagus.

"Bagus ya..." puji Mika. Luna hanya nyengir kuda. “Well ini kan hanya style-manga. Tapi terima kasih,” jawab Luna sambil tersenyum ala Yukiko lagi. Ketika Negi mengambil buku gambarnya suatu foto muncul dari gambarnya. Sepertinya, sih, foto dia dengan keluarganya. “Fotomu?” tanya Luna. Padahal, itu sudah jelas, kan?

OOC: @Inta, Negi: well~ Luna juga orang kaya lho ^^

OOC: Oke,kita sama2 jd org kaya y..

"Fotomu?" tanya Luna. Padahal, itu sudah jelas, kan?

"Hehehe.. Iya.. Foto ini diambil saat ultahku dan kembaranku yg ke 10. Aku yang berambut biru ini. Kemudian disampingku adalah adik Kembaranku, Nagi. Orangtua kami sudah tiada sekarang. Kami hanya tinggal berdua,lalu bersama ketiga pelayan rumah kami."
Negi menjelaskan sambil tertawa."Aku juga membawa album foto yang diambil akhir-akhir ini.Tapi ada dikamar sih..Nanti kutunjukkan deh.." Tambah Negi.

“Sebenarnya, kebenaran bersembunyi di matamu, dan tergantung pada lidahmu, mendidih dalam darahku, tetapi kau pikir aku tak bisa melihat. Manusia macam apa kamu? Jika kau manusia seutuhnya…Well, aku akan mengungkapkan itu dengan usahaku sendiri,” koreksi Luna dengan tatapan dingin dan suara datar. “Mirip, kan, lagunya?”

Shirou berusaha seperti tidak terjadi apa-apa. Baguslah kalau ketahuan. Cih . "Peace," kata Shirou.